- PERBINCANGAN TENTANG JADWAL YANG MENYEBALKAN.
Di suatu sore nan cerah, tiada mendung, tiada hujan, tiada uang dan tiada tara (ngomong opp-o toh?). Tekya dan Mangipul baru saja menyeleisaikan sholat Ashar berjamaah di masjid kantornya. Mereka tengah asik mengobrol di teras luar masjid yang mengarah ke parkiran motor.
“Pakde..”panggil Mangipul sambil mencolek bahu temannya. Panggilan tersebut sudah disematkan kepada Tekya yang sudah dianggap sudah sepuh alias rekan kerja yang sudah senior atawa sudah lama bekerja. Sekedar menghormati yang lebih tua sambil menjerumuskan oah. Mereka sengaja memanfaatkan sedikit waktu untuk sekedar curhat dan ngobrol seputar pekerjaan ditengh kesibukan menjelang lembur bulanan yang akan disongsong sebentar lagi.
“Ada apa Pul?” Jawab Tekya sembari menggunakan sepatu.
“Bekum baca berita di grup?”
“Belumlah, Kasus apa yang terlewat oleh saya. kamu kan tahu kalau lagi bekerja aku tidak sempat melihat HP. Boro-boro. Ditambah lagi Hpku kan terkenal lemot. Menyebalkan banger”
“Nanti baca deh Pakde di wag. Beritanya sebenarnya bikin happy sih ,cukup menyenangkan tapi sekaligus menyakitkan.”
“Oh ya? Memangnya ada apa sih? Jadi penasaran,”
“Nanti dibaca aja. Pokoknya intinya si bos akan mengadakan training menjelang akhir tahun di luar kota pula. Mau tahu tidak tanggal pelaksanaan nya?. Tepat pada saat saya ada acara keluarga pula dari pihak istri. Bersamaan juga dengan jadwal lembur rutin bulanan kita, dimana sedang sibuk sibuknya dan malah kadang suka menginap di kantor karena lembur. Semua seksi di kantor juga sudah pada hapal. Lha kok tiba-tiba…”
“Apa!? So jadi beliau beliau itu akan mengadakan training di tanggal 14 dan 15 November? Ah Gila! Ada orang yang tidak ingin seksi kita dilibatkan barangkali. Tanggal yang dipilih segitu. Siapa sih yang merencanakan ini?”
“Mana saya tahu!”
“Ngomong ngomong dimana lokasi traininngnya? Bali ya ”
“Bukan. Semarang pak.”
“Mantap. Menarik. Sayangnya…Yeah walaupun saya sudah pernah ke sana. Tetap kepengen.”
“Enak dong. Kalau saya belum pernah kesana. Oh ya seksi Akuntansi mengajak pergi ke sana sabtu pagi. Jadi mereka menyarankan kita untuk menginap di kantor pada hari Jumat malam. Mereka tahu itu merupakan tanggal crusial kita. Mereka juga lemungkinan mengerjakan perhitungan neraca nasabah sampai larut malam. Terakhir mereka harus mengerjakan publish ke media massa.”
“Ada dua pilihan. Pertama kita akan best effor pekerjaan kita secepat mingkin. Agar seksi kita dapat mengikuti training tersebut sekaligus jalan-jalan mengekplor kota Semarang. Kedua kita tidak akan ikut ke sana jika pekerjaaan kita belum beres. Kalau kita paksakan maka hari Seninnya semua akan berantakan. Nasabah akan komplain karena mereka belum menerima dana. Dan kita akan dihukum.”
“Kalau aku sih tidak bisa apa apa. Beres ataupun tidak beres pekerjaan kita, aku tetap tidak akan ikut. Bisa bisa dimarahin mertuaku.”
“Seharusnya kamu bilang bahwa kamu tidak bisa diganggu pada tanggal begitu. Mereka pasti mau mnegertilah. Ngomong nomong banyakkah surat berharga yang akan kita kalkulasikan tanggal 16 November?”
“Yang pasti tidak sebanyak bulan Oktober kemaren. Masih bisa kita upayakan kok.”
“Nanti kalau tidak keuber kamu yang melanjutkan pekerjaan kita sampai selesai.”
“Waduh, tidak bisa begitu dong. Kalian senak enak jalan jalan saya yang mampus.”
“Mari kita berjanji. Dengan kerjasama dan kerja keras Insha Allah semua akan beres.”
“ Amin.”
- PESAN SINGKAT DARI WHATSAPP BERBUAH DUMELAN
“Dear rekan-rekan,
Berkenaan dengan kesesuaian informasi awak dari bagian pusat pelatihan, bahwa mereka mengabarkan telah menerima dan menyetujui permintaan departemen kita untuk melaksanakan training untuk semua pegawai pada tanggal 14-15 November 2019. Opsi lokasi tempat penyelenggaraan training antara di Bandung / Semarang. (Akan diinformasikan lebih lanjut”
Save the date ya.
Molena
Note :
Jika pada tanggal tersebut terdapat pegawai yang berhalangan hadir karena sesuatu hal, seperti sedang menjalankan cuti, sakit dll agar diinformasikan ke Selly ya, agar bagian pelatihan dapat mempersiapkan segala akomodasi & transportasi yang tepat dan baik dan mempersipakan sertifikat sesuai yang hadir.
Terima kasih
Tekya baru saja membaca berita dari grup whatsapp di HP Asusnya. Sebuah berita yang cukup menggemparkan dan menyesakkan data. Bukan menyalahkan siapa siapa. Bukan masalah tempat lokasi training, namun tanggal pelaksanaannya lah yang menjadi momol permasalahn dan dikeluhkan oleh Mangipul. Dia termenung sejenak. Lalu menggaruk garuk kepalanya yang tidak berketombe. Mengeryitkan dahinya. Mendesah sedikit. Sepertinya dia sedang berpikir keras. Cendrung galau sedikit. Dia bingung akan membalas chat yang bagaimana lembut atau menyelikit hati.
Tidak lama kemudian rekan sekerja Tekya bernama Darmawan menimpali bahwa seksinya pada tanggal tersebut biasanya sedang sibuk sibuknya menyiapak perhitungan hasil imbal untuk nasabah yang menitipkan surat berharganya. Sepertinya agak banyak sih. Bau-baunya seksi kami tidak bisa ikut nih.
Lalu dijawab oleh kepala seksi perhitungan neraca dan akuntansi, “nginep aja jumat, dan berangkat sabtu pagi2 bareng seksi kami. Kami kemungkinan lembur juga kok.
Tidak lama kemudian ada chat yang menyejukkan perut dari rekan mereka yang lain yaitu bernama Lana.
“Selamat malam bapak ibu dan rekans sekalian. Alhamdulillah sekali ya, besok disiapkan makan siang untuk departemen kita oleh Pak Engkoli. Makan siang akan dilakukan di ruangan seksi penyelesaian transaksi atau teknisnya gimana, akan dikabarkan langi besok”
Terima kasih traktirannya pak Engkoli.
Semenit kemudian Pak Engkoli diberondong dengan ucapan terima kasih oleh segenap anak buahnya. Kalau masalah urusan perut musti didahulukan.
Hampir saja Tekya lupa untuk mengetik chating di WA. Agar tidak kehilangan moment topik tentang training dengan serta merta beliau menulis..
“Maaf pak Molen, apakah tanggal terkait training sudah final? Sebagaimana kita ketahui itu merupakan tanggal paling keramat dan crusial bagi seksi kami. Kami biasanya menyiapakan sejumlah konfirmasi berikut dananya untuk tengah bulan. Malah biasanya kami sampai nginap di kantor segala. Dengan kerendahan hati mohon dapat dipertimbangkan. Kami sangat ingin mengikuti training dimaksud.”
20 menit kemudian dijawab oleh Pak Molena, “Sdh final pak. Itu infpormasi yang kami dapatkan dr departemen training.”
Tekya menghela nafas pendek. Lalu geleng geleng kepala.
- MASING MASING TIM MENGATUR STRATEGI
Berita di WA ini bukannya luput sari pantauan kepala seksi mereka Pak Jumali, tulisannya di WA yaitu : ” jikalau sudah final, seksi kami akan melihat kondisi di lapangan, Mudah mudahan kami bisa kejar untuk ikut training, sendainya tidak terkejar laporan itu, saya dan tim dengan sangatt menyesal tidak dapat bergabung dengan relmas sekalian. Saya alan memilih ikut tim menyelesaikan pekerjaan. Yang penting kami telah berusaha mencurahkan segala tenaga dan pikiran. Bukan rezeki kami. Terima kasih.”
Pak Engkoli mengetik..” Temans, saya hari ini terakhir nasuk kerja, sekiranya terdapat dokumen yang akan akan ditandatangani, saya tunggu hari ini, tks.”
Hari itu merupakan hari terakhir dia masuk kantor karena akan masuk pensiun. Setelah hampir 35 tahun berkiprah di perusahaan itu.
Ucapan Pak Jumari. “ terima kasih pa Engkoli untuk makanb siangnya, selamat memulai next jourmey, semoga sehat sellalu, sukses dan bahagia bersama keluarga, saya pribadi mohon maaf sebsar2besarnya apabila tperbuatan yang sengaja yang terlihat, sehingga menjadi kesalahan yang khilaf kpd pa Engkolim terima kasih pula atas bimibingan dan kerjasamanya selama ini, semoga hubungan silaturahmi kedepannya tetap terjaga…aamiin…
“Silahkan bagi rekans yang ingin memilih jadwal keberangkatan udara sudah tersedia di email yang kirimkan tadi pagi. “Teriakan mba Dona cukup mengagetkan. Di balik wajahnya yang ayu nan kemayu ternyata tersimpan suara dengan nada tenor atau sopran. Terkesan besar, macho dan menggelegar. “Sebelum memilih hendaknya dirundingkan dengan timnya. Ingin berangkat bersama-sama atau sendiri sendiri. Kapan teman teman mempunyai waktu yang tidak sibuk dan kapan saat pekerjaan telah selesai.”
Pada awalnya seksi Pak Jumari sepakat untuk berangkat dengan pesawat pagi di hari sabtu demi menghindari hal hal yang tak terduga. Intinya mereka bekerja sampai pagi dengan menginap di kantor. Akan tetapi selang beberapa hari mendadak berubah menjadi pesawat jumat malam. Cerita punya cerita tim Akuntansipun berubah pikiran untuk berangkat bareng Tim Corpoarte actionnya Pak Jumari. Kayaknya mereka tidak mau kalah saing. Mereka juga bertekad ingin menyelesaikan pekerjaan yang biasanya baru selesai jam 10 malam dipercepat selesai jam 7 agar dapat mengejar peswat Batik Air jam 21.00 WIB dari bandara Halim Perdana kusumah. Mari berlomba!
Pak Juamari juga menyinggung soal uang saku akan mendapat lebih kecil seandainya memilih jadwal pesawat dengan Garuda Indonesia dari bandara Soekarno-Hatta Cengkareng di hari Sabtu pukul 06.00 WIB. San akan dibayar full jika memilih Jumat malam. Dan di hari Sabtu itu hanya ada satu pegawai dari seksi Settlement yang memilih jam tersebut. Nanti dari bandara dia langsung menuju ke tempat training terlebih dahulu baru ke hotel kemudian. Alasannya dia menjadi andalan sebagai manager musik di gerejanya.
Beberapa pegawai sudah ada yang berembuk setengah ribut. Biasalah rambut sama hitam atau bucheri namun dalam hati tiada yang bisa menebak. Ada yang ingin satu pesawat bergerombolan untuk flight paling malam. Ada yang juga kepengen cepat sampai biar bisa plesiran dan hunting tempat wisata dan kuliner.
Pada suatu malam menjelang semakin dekatnya hari training. Pak Jumari sebagai kepala seksi yang kena imbasnya tanggal training mewanti-wanti kepada anak buahnya untuk bekerja lebih semangat dan giat lagi juga mempercepat ritme pekerjaan agar timnya dapat ikut serta dalam training di luar kota.
- MENSIASATI JADWAL PESAWAT
Sekita pukul 21.30, tiba-tiba mba Donna datang dengan muka cemberut dengan wajah merah merona. Mirip orang sedang berantem dan diputus oleh pacarnya. Beberapa teman kerja pada heran saling menatap dan bertanya tanya dalam hati. Sepengetahuan Tekya si mba itu sudah pamit permisi teng-go (pulang tepat waktu) dengan alasan ada latiha menari untuk sesuatu acara.
Mba Dona mendaratkan pantatnya yang bohay dan bahenol di kursinya yang empuk. Beberapa saat kemudian dia terlihat mencak-mencak sambil marah di ujung gagang telepon.
“Mas ini gimana sih. Tadi katanya sudah oke dan boleh merubah jadwal keberangkatan. Kok tiba-tiba sekarang bilang jadwal penerbangan ke Semarang jumat malam mendadat full booked. Lha kok plin plan begitu. Saya jadi tidak enak sama bos dan rekan saya. Saya nggak mau diomelin mereka. Mending saya omlein mas aja deh! Belum tentu mereka mau dialihkan ke jam pagi lho…Kalau tadi mas bilang tidak boleh kan kami tidak berharap. Asal mas tahu saya ini tadi sudah dalam perjalanan pulang ke rumah saya eh gara-gara ini saya musti balik lagi ke kantor. Mana sudah mulai sepi lagi. Mas tidak tahu apa kalau kantor kami ini angker kalau tengah malam.”
Alhasil Mba Donna jadi juga pulang jam 12 malam gara-gara masalah tiket. Untungnya ada beberapa rekan dari seksi Akuntansi mau menemani. Sedangkan pak office boy sudah pamit duluan. Mba Donna puas karena pihak travel mau membereskan masalah sasmpasi kelar.
Keesekokan harinya, mba Dona, urusan seksi repot untuk training memblas WA terkait dengan training ke Semarang. Pada akhirnya dia telah siap mengumumkan sebuah berita yang mempunyai nilai kepuasan.
“Dear All,
Teruntuk training ke Semarang.
Jadwal keberangkatan alhamdulillah dapet sesuai pilihan semua (kecuali Sokoguru doang yang berangkat hari Sabtu) Jadwal pulang ada 16 orang yg pilih jam 15.30 pindah ke 13.50 ya.
E-tiket akan didistribusikan siang ini secara bertahap. Diminta untuk bersabar diri.
Yang telah menerima mohon segera cek ya kesesuaiannya. Apabila nanti ada yang merasa belum menerima tolong japri aku ya.”
Terima kasih.
Tidak lama kemudian mba Dona dibanjiri ucapan terima kasih.
Hari Jumat yang dinanti telah tiba. Tekya dari pagi sudah bersiap hendak berangkat ke kantor. Hari agak spesial, biasanya cukup mengalungi tas kecil sekarang ditambah ransel polo besar berwarna hitam. Dia sudah memesan jasa antar Gojek melalui aplikasi android di hape Asus Zenfonenya. Dia sengaja tidak membawa kendaraan ke kantor seperti biasanya. Karena nanti malam langsung berangkat ke Semarang untuk mengikuti training.
Sedangkan Mangipul bersama 4 orang rekan lainnya tidak bisa bertolak ke Semarang karena terhalang oleh berbagai keperluan.
Ada ada saja cerita yang unik. Seperti mba Nyut sengaja meninggalkan kopernya di rumah karena keberatan. Kopernya akan menyusul ke bandara bersama ayahnya?
Secara fantastis timnya pak Jumari dapat menyelesaikan pekerjannya 10 menit menjelang azan Magrib. Tapi sayangnya seksi akuntansi baru beres menjelang pukul 19.00. Mulanya Tekya mau pergi bareng dengan Darmawan, namun karena belum mendapatkan taksi akhirnya terpisah. Saat itu hujan baru reda. Sudah lumrah setiap habis hujan sangat mencari taksi mobil maupun ojek. Penyakit macet dimana-mana menambah kesemrawutan kota Jakarta.
Tekya bersama 6 rekannya mengambil jasa taksi online untuk sampai ke bandara Halim Perdanakusumah. Mereka sempit-sempitan. Yang penting cepat sampai dan jangan sampai ketinggalan pesawat. Bisa berabe nanti.
Tim Akuntansi mengambil langkah cerdas dan realistis yaitu dengan berangkat semua menggunakan ojek online. Kecuali kepala seksi dan wakilnya menemani ibu Departemen head dengan mobil dinas.
Singkat cerita semua tim terangkut malam itu oleh pesawat Batik Air ke Semarang. Semua tim tampak happy dengan perjalanan ini. Perjalanan ke Semarang membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit dengan ketinggian jelajah 3000 kaki. Sebelum jam 24.00 WIB semua tim telah sampai di Hotel bintang 4 bernama Chanti, tempat mereka menginap seraya melepaskan lelah.
Ada beberapa kekadian lucu yang terjadi. Kebetulan Tekya sekamar dengan Kedar, yang kebetulan kali pertama mengalami naik pesawat. Saat Tekya sedang mandi dengan berbusa busa lampupun mati. Ternyata Kedar pergi dengan mengambil kartu akses kamar hotel. Otomatis semua aliran listrik akan padam. Tekyapun dengan berbalut handuk kelimpungan merogoh kartu akses di dalam tas mungilnya. Haha.
Tamat
GAJI ANDA 20 JUTA!
Oleh : Deddy Azwar
Hari ini tidak biasanya Tekya bangun lebih pagi. Dia harus mengikuti tes menjadi karyawan di sebuah perusahaan multi produk. Kalau tidak salah memproduksi bahan makanan, karet ban dan buah-buahan. Ada beberapa tahap rangkaian tes yang musti dilalui oleh setiap calon pegawai. Dan Tekya sangat berharap perusahaan ini menjadi pilihan yang ideal baginya dan keluarga tentunya. Yang pasti membuat hati merasa nyaman dalam bekerja adalah sesuatu yang begitu bernilai. Semua orang mengimpikan tempat dia bekerja dapat memberikan kesejahteraan yang baik. Dengan didukung gedung perusahaan yang berada di lokasi strategis perkantoran yang berkelas, dilengkapai eskalator atau lift dan tentu saja tangga darurat, kermudian suasana ruangan kerja yang tidak terlalu sempit, fasilitas kesehatan dan kebugaran kalau bisa tersedia, lokasi gedung yang terjangkau dari rumah.
Tekya memacu sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Sejak dari pagar rumah sampai keluar gerbang komplek perumahannya nan asri Tekya tidak menginjak rem sedikitpun. Kebetulan jalan di sekitar komplek masih terlihat sepi. Sesampai di depan pintu gerbang yang bersebelah dengan pos satpam, Tekya menyalakan klakson dengan maksud memberi tanda dia akan keluar. Mas Tommy, si satpam setengah senior bergegas membuka pintu gerbang dan palang dengan menggesekkan kartu akses. Motorpun melaju meninggalkan Mas Tommy yang menggeleng-gelengkan kepala.
“Mau kemana itu Pak Tekya ya, masih gelap begini sudah ngelayap..” Gerutu Mas Tommy sambil menutup pintu gerbang utama yang terbuat dari bahan besi itu. “Sudahlah…waktunya ngaso lagi.”
Tekya sudah sampai di lokasi. Dia melihat beberapa calon pegawai lain yang sudah berkumpul di depan sebuah bangunan yang lebih cocok seperti gudang pabrik. Atapnya mempunyai beberapa paris cerobong asap. Tekya mengeryitkan keningnya. “Waduh, tidak seperti yang kubayangkan ya. Saya kirain sebuah perusahaan yang terletas di sebuah gedung perkantoran milik sendiri atau ya paling tidak yang menempel pada komplek gedung perkantoran yang dikelilingi oleh mall dan tempat kuliner. Kenyataannya kok beda ya. Ini sama saja layak menjadi buruh pabrik. Tidak bakalan saya menemukan ruangan kantor yang nyaman yang ada malah pasti terdengar suara mesin yang berisik dan hiruk pikuk orang bekerja.”
Tekya berjalan perlahan memasuki area pabrik itu, pandangannya diarahkan ke segala penjuru, melewati beberapa koridor dan onggokan sampah pabrik, tong tong yang berwarna warni,tumpuk menumpuk di setiap sisi jalan, belum lagi bau aroma khas limbah pabrik yang tersebar ke mana mana. Dia juga sempat berpas-pasan dengan pekerja disana yang berseragam berwarna norak alias mengundang. Mereka rata-rata mengenakan sepatu boot yang kokoh dan keras.
Tiba tiba mata Tekya tertubruk ke salah seorang yang sepertinya sudah dikenal. Buru buru dia menghampiri agar kebih dekat.
“Oalah kamu ikut juga ya Mangipul!” Tegur Tekya seraya mencengkram bahu temannya. Mangipul langsung menoleh. Merekapun sama-sama kaget dan tak lupa bertoast ria. “Tidak kusangka kamu diam-diam melamar di sini juga. Katanya pengen jadi PNS, atau mengajar aja alias jadi guru.”
“Aduh, bapak kok juga ngelamar di sini ya?” Mangipul berteriak samabil memandang takjub. Mereka tidak mengira bisa saling ketemu. “Tahu dari mana kalau lagi ada lowongan?”
“Adalah, mau tahu aja lu! Rahasia. Kamu sendiri tahu dari mana?”
“Dari mana ajalah. Heheh…Kok masih pakai rahasia sih. Kita kan sudah ketemu di sini.”
“Mudah mudah kita saja yang tahu tentang lowongan ini ya Pul.”
“Betul Pak.”
“Eh, mgomong-nomong kita keliru memilih lowongan kayaknya deh,” ucap Tekya setengah terpekik. “Aku sangsi dengan gaji dan kesejahteraannya. Yang ada gaji kecil, suasana hiruk pikuk, pergaulannya kurang level dan banyak polusi.”
“Bapak kuper nih..kurang info.”
“Kurang info bagaimana?”
“Tempatnya boleh nggak mewah dan mentereng tapi gajinya lumayan lho pak.”
“Alah…bisa aja kamu. Lumayan dan hongkong?”
“Nanti kalau bapal diterima pasti matanya akan melotot tahu gajinya.”
Tidak lama berselang mereka pun mulai disuruh masuk ke gedung yang luas dan besar juga. Mereka diarahkan oleh seorang bapak setengah baya untuk menuju ke tempat lokasi tes. Jumlah calon yang membludak dibagi menjadi 2 bagian dan dipisahkan ke dalam ruangan yang berbeda. Rata rata berjenis kelamin laki-laki. Walaupun begitu Tekya bersyukur masih ada juga cewek yang ngelamar. Bapak petugas tes mempersilahkan merek memasuki ruangan masing masing berdasarkan nomor tes dan materi tes yang akan diuji. Wajah-wajah sebagian pelamar terlihat tegang dan sebagian lagi agak santai tapi tegang juga.
Pada tahap awal tes Tekya tidak seruangan dengan Mangipul. Mereka baru ketemuan setelah memasuki tes kedua. Lebih asik lagi mereka duduk saling berdekatan. “Pak, kita kerjasama ya? Jangan lupa ya? “ Bisik Mangipul sambil matanya melirik ke kiri dan ke kanan.
“Emang bisa?” Tanya Tekya dengan suara lebih halus.
“Usahakan dong Pak. Bapak kan pengalamannya sudah banyak ikut tes.” Rayu Mangipul.
“Boleh. Kadang banyak ikut ts tidak menjamin lagi..Kita lihat aja nanti.”
“Kayaknya tidak begitu ketat nih.”
“Oke kita saling kasih contekan ya. Berdoa saja. Mudah mudahan.”
Tespun dimulai. Ternyata pengawasannya agak ketat di awal saja, setelah itu mulai kendor. Moment ini segera dimanfaatkan oleh Tekya dan Mangipul. Merekapun mulai bermain kode kodean. Mereka bekerja sama dengan solid dalam tes yang semestinya mengerjakan tes secara mandiri dan tidak boleh saling mengepek atau contekan. Tekya lebih banyak memberi tahu kunci jawaban yang ia kuasai. Begitupun dengan Mangipul, pada saat Tekya celingukan kebungungan karena pandangannya nanar dan otaknya ngeblank, sebagai teman dia segera menangkap sinyal itu. Pada saat waktu tersisa setengah jam lagi, Tekya memberi kode untuk keluar dari ruangan.
“emang sudah selesai? Mantap Pak Tekya.”Puji Mangipul sambil berdecak kagum.
“Bagi yang sudah selesai mohon untuk meletakkan alat tulisnya dan membiarkan lembar jawabannya di meja. Silahkan anda keluar dari ruangan tes ini. Biarkan petugas nanti yang akan mengambilnya. “ Kata petugas yang tiba tiba nongol di depan pintu.
Tekya sedang asik bermain game di hape. Dia duduk di sebuah kursi panjang. Tiba tiba dari depan Mangipul berteriak memanggil. “Pakkk!”
“Kesini Pul. Nongkrong di sini kita!” Jawab Tekya sumringah.
“Hayuk”
“Eh Pak, tahu nggak tadi saya intip lembar jawaban ujian punya bapak, saya lihat dan kaget ternyata ada lembar terakhir kelupaan di isi ya lho.”
“ Ah masak sih, jangan bercanda kamu Mangipul.”
“Aduh pak, ngapain saya mesti bohong.”
“Perasaan saya sudah diisi semua kok. Aduh, lembar yang mana itu?”
“Makanya jangan main buru-buru aja. Periksa dulu semua lembar jawabannya pak. Pake ninggalin saya lagi. Mau kemana sih? Emangnya banyak cucian di rumah ya?”
“Suwek lu. Habis sudah kelar semua. Daripada melamun jorok. Gimana ya…Jadi kepikiran nih. Kalau itu bener adanya alamat mengurangi nilai saya dong. Dan kesempatan lulus jadi lebih kecil.”
“Tenang pak, saya lihat dari kemampuan bapak dapat menjawab 4 lembar termasuk sudah lumayan dan hanya menyisakan 1 lembar mungkin efeknya kecil.”
“Ah yang bener. Penyakit lupaku sudah akut nih.”
“Tenang pak, tadi pas petugas lagi lengah saya langsung samber kertas bapak saya sempet isikan yang tahu. Terus kolom nama bapak juga lupa isi. Untungnya tidak ketahuan.”
“Wah, terima kasih banyak bro. Itu namanya sahabat sejati. Saling tolong menolong di saat temen lupa. Sisa sedikit aja kan yang belum sempat kuisi?”
“Iya pak. Ucapan terima kasih aja nih?”
“Idihh..emang minta ditraktir apa? Pangsit belakang kantor ya.”
“Asiik.”
Kemudian mereka mengikuti tes yang terakhir. Dibeberapa kesempatan Tekya berusaha memberikan jawaban yang dikuasainya kepada Mangipul. Ya sekalian rasa ucapan terima kasih sudah menolong dan menasehatinya agar tidak sembrono, ceroboh dan berhati-hati.
Pada hari itu juga akan diumumkan siapa saya yang berhak lolos dan diterima menjadi pegawai di perusahaan itu. Yang lebih tokcernya lagi termasuk jumlah gaji dan jabatannya akan segera diberitahu juga. Harap harap cemas dan was was.
“Para calon pegawai yang terhormat.” Ucap bapak wakil direktu yang pada saat itu berkesempatan hadir dan memberi wejangan. “ Mohon tetap terus untuk mengaktifkan telepon genggamnya ya. Pengumuman akan kami kirimkan lewat SMS ke nomor hape anda masing-masing. Oh nya akan kami infokan juga jabatan dan gaji yang akan saudara saudari terima. Kami harap bagi yang tifdak lulus jangan kecewa. Dan bagi yang lolos selamat bergabung menjadi bagian dari perusahaan kami. Mari kita berkomitmen untuk bekerja sama memajukan perusahaan ini. Mohon maaf apabila di dalam penyelenggaraan tes ini terdapat banyak kekurangan. Terima kasih. Sampai berjumpa lagi.”
Tekya dan Mangipul jalan mengendap-endap. Mereka tak sabar ingin melihat hasil tes dari hape. Masing masing dengan cekatan merogoh hape dari saku dan mulai menekan nekan keypad hape. Dan….Alhamdulillah ternyata benar dugaanmu Pul. Memang gajinya fantastis. Saya diterima dan gajiku….DUA PULUH JUTA RUPIAH!!!!” Tekya antara kaget dan senang.
Dan lebih kaget lagi ketika Tekya terbangun dari tidurnya…OH KOK CUMA MIMPI SIH!!! OH TIDAAAKKKK!”